Rabu, 15 April 2015

Bentuk Authentication dan Control Access

Authentication mensyaratkan bahwa suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu. Bentuk authentication dapat berupa enkripsi password, finger print, dll. Namun ide yang saya tuangkan disini adalah membuat lapisan khusus, dimana lapisan khusus itu berisi sejumlah nomor. Setiap orang memiliki nomor yang menunjukkan identitasnya jika ingin masuk/memberikan informasi.  Orang yang ingin memberikan informasi itu harus memasukkan nomornya yaitu cukup dengan menggunakan kacamata khusus agar ia bisa melihat nomor itu karena nomor yang tertera pada lapisan itu tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Kemudian ia hanya menunjukkan nimor sesuai dengan nomor identitasnya dari jarak tertentu. Dalam hal ini sensor pada lapisan itu akan membacanya dan mencocokkan kebenarannya. Hal ini menurut saya penting karena kita bisa meminimalisir tindak kejahatan karena nomor pada lapisan hanya bisa dibaca jika menggunakan kacamata tertentu dan orang tidak bisa memprediksikan dimana kepastian koordinat dari nomor yang ditunjuk.
Selain hal ini, bibir juga dapat dipakai sebagai bentuk authentication karena bibir setiap orang berbeda dan memiliki kekhususan tersendiri yang tidak dapat diduplikasikan oleh orang lain.

Tentang access control sendiri yaitu kita memberikan kendali kepada siapapun untuk mengakses informasi. Misalnya, A hanya dapat membaca (read) file kita, B hanya dapat menulis (write). Meski demikian, pengendalian tersebut tidak hanya sebatas itu. Saat kita hanya memberikan izin akses membaca saja misalnya, kita juga harus memberikan kendali atau batasan. Misal, kita hanya mengizinkan mahasiswa CE membaca file berjudul Network Security. Mahasisa CE pun hanya diperbolehkan membaca halaman 5 sampai halaman 10 dengan waktu 10 menit. Seperti itulah gambaran ketika kita membuat control access.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar